Anak PUNK vs Anak PESANTREN - MAJALAH IKRA

Like Us On Facebook

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Anak PUNK vs Anak PESANTREN

Share This
Foto : Brilio.net
Matahari menerangi kota yang padat ini (Jakarta). Sepadat kemacetan yang ada dimana-mana suasana yang gerah dan banyak polusi membuat para pengendara mengeluh akan hal itu. Tetapi, kesempatan ini begitu berharga bagi anak-anak jalan yang meminta-minta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing. Mereka hampiri para pengendara beroda 2 maupun beroda 4 untuk dimintai uang.
“Pak! Saya minta uangnya pak! Saya sudah tidak makan 3 hari. Kasihanilah saya pak!! .” kata seorang anak kecil laki-laki yang bertubuh kurus dan dekil sambil memegangi perutnya yang kosong atau lapar.
“Ini! Uang untuk jajan kamu. Semoga cukup untuk mengisi perutmu yang lapar.” Kata seorang bapak-bapak yang menaiki mobil truck memberinya uang sebesar Rp. 20.000 kepadanya.
“Terima kasih pak!”. Kata anak kecil itu bahagia.
“Iya, sama-sama nak“. Jawab bapak itu dengan senyuman.
Kemudian anak kecil itupun pergi sambil melompat-lompat penuh kebahagiaan. Lalu lewatlah seorang gadis dengan penampilan seperti preman, berambut panjang dan hitam kemerah-merahan akibat terkena sinar matahari, bekulit putih, berbadan langsing, agak tinggi, dan berparas cantik berpapasan dengan anak kecil yang tadi.
“Wah… ada duit tuh, gue rampas aja duit itu dari anak kecil ini. Lumayan Rp. 20.000.” Kata gadis itu berniat jahat.
Kemudian ia menhampiri anak kecil itu dan merampas uangnya.
“Nah… ini baru namanya duit bisa buat bayar hutang gue di warung semalam.” Kata gadis berhasil merampas uangnya.
“Kak! Tolong kembalikan uangnya kak! Saya belum makan kak.” Kata anak kecil itu sambil menangis.
“Enak aja, gak bisa! Duit ini sudah menjadi milik gue. Ngerti loe! Pergi sana!!.” Jawab gadis itu marah-marah.
“Kak! Jangan diambil uangnya kak. Hhehhehhee….”. Kata anak kecil itu sambil menangis semakin nyaring.
“Nggak!! Gue gak mau!!! Masa bodoh, loe gak makan kek, gak minum kek, terserah loe. Gue gak peduli!.” Jawab gadis itu tanpa merasa belas kasihan. 
"Nangis aja yang keras, gue mau pergi!.” Katanya lagi lalu ia meninggalkan anak kecil itu seorang diri.
Dan suara tangisan anak kecil itu terdengar sampai di telinga seorang pemuda yang baru keluar dari sebuah musholla.
“Sepertinya ada seorang anak kecil yang sedang menangis? Tapi… dimana??.” Kata pemuda itu berhenti mengaji karena mendengar suara tangisan. 
“Sepertinya suaranya dari sebelah sana!”, katanya lagi lalu ia bangkit dan mencari suara itu berasal.
“Hhehhehhe….” Suara tangisnya.
“Astagfirllahal 'adzim!” Katanya terkejut setelah ia mendapati seorang anak kecil yang menangis di tengah jalan yang sepi. Lelaki itupun menghampirinya.
“Adekk!!...” panggilnya halus sambil memegang kedua bahunya. “adek kenapa kok nangis?”. Tanya pemuda itu sambil menghapus air matanya.
“Kak! Uang saya diambil sama kakak itu, kak”. Jawab anak kecil itu menunjukkan gadis itu dengan jari telunjuknya yang belum jauh dari mereka.
“Eh! Anda yang berjalan!!.” Teriak pemuda itu. Gadis itupun menoleh kebelakang.
“Apa? Loe manggil gue tadi??.” Jawab gadis itu sinis.
“Iya,saya yang memanggil anda tadi.” Kata pemuda itu.
“Ada urusan apa loe sama gue? Apakah kita pernah kenal?? Nggak kan!!!..” jawab gadis itu.
“Saya memanggil anda karena anak kecil ini. Tolong kembalikan uangnya! Uang itu adalah haknya,bukan hak anda sendiri.” Kata pemuda itu tegas.
“Kalo gue gak mau, gimana? Loe mau apa, hah??.” Kata gadis itu berani.
“Saya akan bertindak kasar kepada anda karena anda menyangkut anak kecil yang malang ini.” Jawab pemuda itu mulai emosi.
“Coba saja, kalo bisa!.” Kata gadis itu senyum sinis.
“Dasar!! Gadis yang gak punya hati nurani sama sekali.” Kata pemuda itu marah.
Kemudian keduanya berkelahi untuk memperebutkan uang anak kecil itu. Berkali-kali gadis itu terjatuh dan akhirnya kalah, lalu pemuda itu mengambil uang itu dari tangannya. Dan memberikan uangya kepada anak kecil itu.
“Ini dek, uangnya! Jangan sampai diambil lagi sama orang lain ya!!.” Kata pemuda itu sambil memberikan uangnya.
“Iyaa kak, makasih ya kak!.” Jawab anak kecil itu.
“Iya, sama-sama adek.” Kata pemuda itu halus. “Dan… ini ada sedikit uang sebagai tambahan buat adek.” Kata pemuda itu sambil memberikan uang sebesar Rp. 30.000 yang ia ambil dari saku celananya kepada anak kecil itu.
“Wahh…. Makasih banyak ya kak! Kakak baik sekali!! Semoga tuhan membalas semua kebaikan kakak.” Kata anak kecil itu dengan mata yang berbinar-binar.
“Amiiinnn….” Kata pemuda itu mengamini. “Yaudah, sekarang adek bisa beli-beli apa saja dengan uang itu.” Kata pemuda itu lagi.
“Iya kak, kalo begitu. Saya pamit!.”
“Iya.” Jawab pemuda itu sambil mengangguk.
“Assalamualaikum !”.
“Waalaikumsalam !”.
Anak kecil itupun pergi dengan wajah penuh kebahagiaan. Sedangkan, gadis itu belum bangkit dari tempat ia jatuh.
“Maafkan saya! Karena saya sudah bertindak kasar kepada sampean.” Kata pemuda itu halus.
Gadis itu tidak merespon, wajahnya menandakan penuh kebencian dan matanya menatap tajam kepada pemuda itu.
“Mari, saya bantu!!”. Kata pemuda itu mengulurkan tanganya.
“Tidak usah! Gue bias sendiri kok”. Jawab gadis itu tak acuh lalu ia bangkit kemudian ia pergi meninggalkan pemuda itu. Sedangkan,pemuda itu hanya terdiam menatap kepergiannya.

BERSAMBUNG……..

Nantikan cerita selanjutnya yang lebih menarik dan bikin penasaran pemirsa.

-----------------------
Oleh : Laily Suldiansyah & Siti Nur Aini   
Editor : Eko Priyanto, S.T

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages