Santri Klasik Versus Santri Modern - MAJALAH IKRA

Like Us On Facebook

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Santri Klasik Versus Santri Modern

Share This
Ilustrasi : Beng Rahadian

Majalah IKRA -  Masykuri S.Pd.I, biasa dipanggil Ust. Suri ya, itu sapaan semua warga sekolah. Beliau menjabat sebagai waka kesiswaan dan mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ust.Suri lahir pada tanggal 15 Mei 1980. Pada tahun 1993 Beliau mulai  mondok di Pondok Pesantren Mambaul Ulum (red. PPMU). Pada tahun yang sama, beliau mulai masuk MTs Mambaul Ulum dan pada tahun 2000 beliau lulus MA Mambaul Ulum. 

Beliau mengabdikan dirinya di PP Mambaul Ulum dengan mengontrol para santri. Beliau sempat cuti dikarenakan kecelakaan yang dialaminya. Beliau sempat merasa putus asa dan menyerah untuk bekerja kembali akibat musibah yang menimpanya dan  berpikiran untuk tidak lagi mengabdikan dirinya lagi di PP Mambaul Ulum. Setelah lama beliau berpikir, kemudian beliau mendapat motivasi untuk bangkit dari musibah yang menimpanya sejak itu dan beliau mulai berpikir bahwa semua yang beliau alami adalah sebuah ujian.

Selama mengabdi di PP Mambaul Ulum Beliau bisa membedakan santri zaman dulu dengan santri yang sekarang. Menurut beliau bahwa perbedaan santri zaman dulu dan yang sekarang terletak pada ahklak mereka kepada semua orang. Santri sekarang lebih cenderung dipaksa dan dimarahi terlebih untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan di pesantren daripada santri zaman dulu. Sikap santri tersebut disebabkan oleh kurangnya keinginan mereka untuk menjadi lebih baik. Moral dan akhlak santri ataupun siswa cenderung menurun daripada moral santri zaman dulu. 

Contohnya saja sikap seorang murid terhadap guru, banyak siswa yang akrab dengan gurunya tetapi seakrab-akrabnya murid dengan guru, tidak sepantasnya murid duduk dibangku khusus guru. Tetapi sekarang keakraban murid dan gurunya cenderung seperti temannya sendiri, cara bertutur sapanya tidak seperti lumrahnya murid kepada gurunya. Tindakan untuk mengatasi hal tersebut dengan memberikan sanksi seberat-beratnya berupa tindakan/sanksi ketat dan tidakan/sanksi tidak ketat. Bagi santri yang tidak bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu sanksi itu dianggap ketat, sedangkan bagi santri yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sanksi dianggap tidak ketat. 

Dulu sanksi yang diberikan ketika santri melanggar yaitu tindakan “GUNDUL” itu sudah bisa membuat jera semua santri dan bisa mengurangi tingkat kenakalan, tetapi untuk santri sekarang tindakan tersebut tak lagi membuat jera, tapi malah dianggap remeh, itulah perbedaan santri dulu dan santri sekarang. Banyaknya santri yang sering melanggar, itu disebabkan oleh tingkat kesadaran yang rendah dan banyaknya faktor dari luar, yang membuat santri tersebut melanggar. Ust. Suri memberi pandangan untuk semua santri agar mereka bisa mengubah tingkat kesadarannya serta niat untuk mencari ilmu yang sungguh sungguh dan tidak ada hal lain di luar kesadaran. Beliau berkata:” RAIHLAH ILMU” 

--------------------------------
Pewarta : Nuraica Marta S.W & Indri Ainul BS 
Editor : Elok Basyiroh Muzayyanah

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages